Timnas Israel YES, PSSI NO!

Arya Wicaksana
3 min readMar 27, 2023

--

Kolase foto. Pemain Timnas Israel U-19 di Piala EURO (atas) dan Bendera Israel. (JP/Freepick)

“Zionis.. zionis”

“Tolak zionis Israel main di Indonesia. Save Palestina”

“Kita ingat komitmen Bung Karno untuk memerdekakan Palestina.”

Pernyataan itu adalah awal dari semua penolakan Timnas Sepak Bola Israel untuk ikut dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Statement itu berujung dengan sikap FIFA membatalkan drawing atau pembagian grup kontestan Piala Dunia kelompok umur di Tanah Air.

Jika gelaran akbar ini batal berlangsung di Indonesia karena Timnas Israel ditolak, maka pihak pertama yang harus dan sepatutnya disalahkan adalah induk sepak bola Indonesia atau PSSI.

PSSI harus bertanggung jawab dari gagalnya kita menjadi saksi sejarah lahirnya bintang sepak bola masa depan. Hidung Erick Thohir dan kawan — kawanlah yang harusnya kita tunjuk sebagai biang permasalahan.

Kenapa harus PSSI? yah, organisasi inilah yang menurut penulis, tak bisa mencegah potensi permasalahan yang bakal terjadi seperti penolakan Timnas Israel.

PSSI sedari awal tidak siap menjadi organizing committee Piala Dunia U-20 meski sudah beberapa kali ditunda. PSSI cenderung membiarkan penolakan Timnas Israel ini terus bergelinding.

Sebagai seorang menteri, Erick Thohir idealnya bisa meredam suara elite-elite politik yang menolak keras keikutsertaan Timnas Israel U-20. Mengapa Erick terlihat gamang? Padahal katanya, ia punya pengalaman mengurus sepak bola.

Bukannya menggurui, PSSI seharusnya turun menemui kelompok — kelompok yang menolak Timnas Israel. Bukan menunggu Kedubes Palestina yang merestui anak muda Tel Aviv berlaga di Indonesia.

PSSI harus memainkan peran sebagai “Public Relation” dalam mencari titik temu, memberikan pemahaman terhadap kelompok kontra Timnas Israel hingga mengelola isu ini dengan canggih.

Mereka yang menolak

Ganjar Pranowo hingga Gubernur Bali, I Wayan Koster, adalah sekian elite politik yang menolak Timnas Israel ikut Piala Dunia U-20. Penolakan keduanya keliru dan cenderung politis.

Gubernur Jawa Tengah menolak mendasarkan argumennya pada komitmen Bung Karno untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sementara, I Wayan Koster, menolak karena menyebut Israel penjajah.

I Wayan Koster barangkali lupa, bahwa Ia telah meneken Goverment Guarantee. Dokumen itu sebagai bentuk kesiapan Bali menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Penolakannya menjadi absurd hingga mencerminkan mental seorang pejabat “pelupa”.

Kita memang menolak penjajahan Israel, tapi urusan ini jangan dicampur aduk dengan politik. Penolakan Timnas Israel cenderung politis menjelang Pemilu 2024. Apalagi, ada dua partai yang ikut menolak The Chosen Team junior. Kedua partai itu tentu kalian tahu.

Mereka gagal memahami konteks keberadaan Israel di Indonesia. Sebab, event Piala Dunia U-20 merupakan acara milik FIFA. Indonesia sebagai host, sedari awal harus menyadari akan ada negara “penjajah” yang kemungkinan berlaga.

Jika mungkin harus memilih, Timnas Israel U-20 pasti lebih memilih bermain di negara lain, ketimbang di Indonesia dengan infrastruktur sepak bolanya yang tak beres.

Yang membuat miris, kelompok penolak Timnas Israel seakan lupa insiden dalam negeri. Mereka menantang penjajahan Tel Aviv, sementara DIAM pada Tragedi Kanjuruhan yang membunuh 135 orang.

Mereka ini seperti pepatah “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat semut di seberang lautan terlihat.” Di sisi lain, mereka tidak menolak beberapa atlet Israel yang sempat bertanding di Indonesia.

Sepak bola memang bukan sekadar urusan 90 menit di lapangan. Lebih dari itu, ia adalah sistem yang terkait dengan ekonomi dan politik sebuah negara atau wilayah.

Di luar hal itu, seharusnya kita malu terhadap Israel yang berhasil membangun iklim sepak bolanya hingga bisa berlaga di Piala Dunia. Mereka juga runner-up Euro U-19. Andai tak berstatus tuan rumah, yakin saja Indonesia pasti tak tampil di event tini.

Piala Dunia U-20 bukan event kelas teri oleh FIFA. Tanding sepak bola ini telah melahirkan banyak mega bintang pengolah si kulit bundar yang kerap kita saksikan.

Dari yang paling klasik ada mendiang Diego Maradona, Dani Alves hingga The Goat Lionel Messi yang bersinar pada Piala Dunia U-20 di Belanda tahun 2005. Belum lagi Erling Braut Haalang dan Paul Pogba bersinar melalui event ini.

Jika gagal menggelar Piala Dunia U-20, maka siap-siap saja FIFA akan mem-banned Indonesia dari segala pertandingan internasional. Tentu saja, PSSI bisa apa???

Akhir kata, Timnas Israel Yes, P$$I NO!

** Kota Palopo, 5 Ramadan. Adakah kopi?

--

--

Arya Wicaksana
Arya Wicaksana

Written by Arya Wicaksana

Biasa-biasa saja. Penjual nasi kuning, kadang-kadang jadi kurir

No responses yet